Saturday, July 01, 2006

Playlist Refreshing: June 2006

Jujur...saya agak "kenyang" dengan Pearl Jam, setelah mendapatkan sekitar 10 buah official bootlegs dari tur 2006 ini. Hampir sepanjang Mei-Juni ini, playlist saya tidak pernah beranjak dari Pearl Jam. Entah itu (masih mencoba) mengulik album baru, Pearl Jam, yang edar awal Mei lalu atau mendengarkan konser demi konser dari Vedder dkk. Daripada saya nanti sick kekenyangan lantas jadi "eneg" sama Pearl Jam, maka me-refresh playlist adalah pilihan yang lumayan membantu. Ambil langkah drastis, pilih sejumlah musisi perempuan dari database mp3 saya dan masukkan ke dalam playlist. Jangan lupa shuffling. Hasilnya...


01. Rasputina - Saline of the Salt Lake Queen
Sedikit bercerita tentang Rasputina...adalah band yang melanggengkan musik cello dalam musik pop-kontemporer. Mereka menggunakan cello yang tersambung ke bermacam-macam efek digital yang menghasilkan bunyi-bunyian klasik sekaligus eklektik. Konsep dasar musik itu dipadu dengan dasar-dasar opera di pertunjukannya yang menghasilkan aspek menarik dari musik mereka. Coba klik ke www.rasputina.com

02. The Cranberries - Just My Imagination
The Cranberries adalah band yang berhasil menarik minat saya terhadap sebuah instrumen musikal bernama gitar. Waktu itu kakak perempuan saya mengajarkan lick bass dari hits terkenal mereka, "Zombie" dan menjadi riff pertama yang saya pelajari. Sedangkan "Just My Imagination" adalah track yang paling saya suka dari album favorit: Bury the Hatchett.

03. Diana Krall - Just the Way You Are & Devil May Care
Lagu "Just the Way You Are" adalah lagu lawas yang sangat terkenal sebagai "lagu nostalgia". Entah berapa musisi yang telah membawakannya, yang jelas saya tahu pertama kali dari kaset-kaset bapak saya waktu kecil dulu. Sementara "Devil May Care" adalah sebuah lagu jazzy yang mengantar saya ke struktur improvisasi musik dalam jazz yang ternyata polanya hampir selalu sama. By the way, Diana Krall sendiri adalah musisi jazz kontemporer asal Kanada.

04. Frente - Open Up Your Heart and Let the Sunshine In
Era sekarang ada Sixpence Non the Richer, jauh sebelumnya ada Frente, yang juga terkenal dengan "Bizzarre Love Triangle"-nya. Lagu ini memiliki struktur unik yang santa lullaby dan menjadikannya sebagai lagu termanis dan "teraman" untuk dinyanyikan orang dewasa kepada anak-anak. Lagu ini adalah lagu favorit teman spesial saya.

05. Julie London - Fly Me to the Moon
Kecenderungan musisi-musisi jazz untuk membawakan lagu lama adalah hal yang jamak. Mungkin dari generasi lama sudah pernah mendengarkan lagu 'Fly Me to the Moon" ini dinyanyiin oleh musisi-musisi lawas, termasuk Frank Bennett kalo saya ngga salah. Versi Julie London ini adalah versi kontemporernya, dengan beat yang lebih cepat dan swingy.

06. Fiona Apple - Across the Universe
Sejak awal saya jatuh cinta dengan lagu ini (sekitar tahun 1997-an). Pertama kali melihatnya di Channel V yang waktu itu masih merger dengan salah satu stasiun teve swasta waktu itu. Kemudian baru saya tahu kalo lagu itu adalah buah karya Lennon/McCartney yang maha-terkenal dengan The Beatles (di album Let It Be). Rufus Wainwraight membawakannya kembali di dekade 2000-an lewat soundtrack sebuah film hanya untuk menegaskan pentingnya lagu ini di khasanah musik dunia. Tetapi, menurut pendapat saya, versi Fiona Apple masih jauh lebih impresif. Mungkin faktor first to know saja...

07. Martha Wainwright - BMFA
Struktur lagunya sangat folk, tetapi melihat kepanjangan dari BMFA maka bisa ditebak lagi ini adalah penuturan ekspresif dari seorang musisi. BMFA sendiri adalah singkatan dari "Bloody Mother Fucking Asshole"...:))

08. A Girl Called Eddy - Golden
"A Girl Called Eddy" adalah nama pentas dari musisi perempuan yang bernama asli Erin Moran. Bagi yang kenal dengan musik-musik model The Carpenters di masa lampau akan lebih mudah merefer ke A Girl Called Eddy. Coba kulik di: www.agirlcallededdy.com

09. Feist - Gatekeeper
Rasa penasaran saya muncul ketika melihat tag-promo di CD Feist yang berbunyi: kombinasi Astrid Gilberto dan PJ Harvey. Astrid adalah biduanita jazz ternama, sementara PJ Harvey adalah icon feminism-poprock di 90-an. Ada tekstur keduanya memang, tetapi saya lebih suka bahwa itu adalah warna alami dari Feist yang mencoba bertutur fresh dalam industri musik dewasa ini.

10. Joan Jett - Have You Ever Seen the Rain
Spin Doctor memperkenalkan pertama kali ke lagu ini, disusul sebuah video-komersial dari produk sabun mandi di televisi. Sayapun ngga terlalu yakin jika Joan Jett adalah komposer dari lagu ini.

11. Dido - White Flag
Saya tidak begitu peduli dengan nama aslinya yang Cloud-sekian-sekian. Saya juga tidak begitu peduli jika Dido ini tenar dengan ketidaksengajaan (thanks to Eminem). Yang jelas lagunya bagus-bagus. Period.

12. Mono - Life in Mono
Konon, film "Great Expectations" (dibintangi Ethan Hawke dan Gwyneth Paltrow) adalah film yang representatif sebagai bentuk pengungkapan perasaan kita kepada orang lain (at least menurut beberapa teman saya yang menjadikannya favorit). Selain itu, lagu ini adalah alasan kedua...

13. Pink - Just Like A Pill
Sama seperti Dido, this is a great song. Period.

14. Jewel - Hands
Setiap kali mendengarkan lagu ini, saya selalu membayangkan visualisasi yang mellow tentang humanity dan kondisi dunia. Sama seperti "Heal the World"-nya Michael Jackson dan "Immortality"-nya Pearl Jam. Jika saya menjadi jutawan, saya akan membuat video propaganda tentang humanity menggunakan lagu-lagu itu, termasuk Hands-nya Jewel. Tough song!

15. Sarah McLachlan - Angel
Sebagai penutup, ijinkan saya memutar lagu dialog saya. Sebuah lagu yang bagus adalah lagu yang mampu membawa kita ke atmosfer yang diinginkan penulisnya. Entah bagaimana Sarah menulis lagu ini, yang jelas saya merasakan suatu atmosfer memilukan ketika mendengarkan atau bahkan membawakan lagu ini. Mencairkan hati dari seorang psikopat sekalipun.

1 comment:

amus said...

i love dido, jewel, sarah mclhan, diana krall, fiona apple, Period. kekekeke