Wednesday, November 23, 2005

60 Minutes Jam for Beginners

Umm...Again...Pearl Jam post. It's OK, since di sini masi dikit yang tau Pearl Jam, I feel obliged to spread this magnificent influence across nation (kaya TIKI aja). Apa lagi sekarang? Bagaimana kalo first thing first, memilih playlist (later version of jukebox, eh) Pearl Jam for beginner? Ok, it seems fine. Cukup dengan mencari katalog lagu-lagu Pearl Jam dari masing-masing kalian, trus masukin ke jukebox. Dalam format mp3 lebih gampang meng-arrange. Kalo yang laen bisa pake jaman keemasan "era kompilasi rekaman". Beli kaset kosong, trus ngerekam. Atau lebih advanced lagi, nyari CD kosong terus bikin personal compilation. Whatever it is...banyak cara. So prepare guys! Kita mulai dari "studio songs" yang bisa membuat betah belajar Pearl Jam.

01. Last Kiss (X-Mas Single/No Boundaries/Lost Dogs/Rearviewmirror)
Hell, call me cliche. Tapi faktanya lagu inilah yang paling dikenal sebagai lagu Pearl Jam di seluruh dunia. Cover tunes dari sebuah lagu lama tahun 50/60-an, direcycle dengan gaya Pearl Jam tentunya. Menjadi lagu yang diproduksi paling murah, tetapi paling ngasilin duit. Stone Gossard said: "Ni lagu fantastis, jadi lagu yang berbiaya paling murah, tapi ngasilin duit paling kenceng. Untung kita naruh lagu ini sebagai proyek amal." (3:17)

02. Betterman (Vitalogy/Rearviewmirror)
"Oh so sweet!" kalo kata banyak orang, terutama cewe tentang lagu yang digawe Vedder di usia 14 tahun itu. Mostly cewek suka banget sama ni lagu, entah kenapa padahal isinya insult kepada cewek. Whatever, tapi lagu yang bermodel up-temp seperti ini emang relatif lebih enak didenger. Petikan gitar di awal lagu yang berubah jadi ritem di tengah menjadikan lagu ini ber-pace sempurna dan membuat sangat enak didengarkan. (4:28)



03. Daughter (VS/Rearviewmirror)
Acoustic-sound-nya menjadi daya tarik tersendiri. Salah satu lagu "pendek" yang relatif gampang dinikmatin. Sering juga jadi background lagu acara-acara infotainment. Sempet menjadi salah satu landmark era-90-an. (3:56)

04. Thumbing My Way (Riot Act)
Lagu motivating, meski teman-nya sad song tetapi bernada seperti lullaby, dan bermodalkan petikan gitar mampu membius alam pikiran. Kontemplatif dengan pesan yang "menyejukkan" (emang AA Gym!). Gampang dicerna pula, dan bisa didengerin di segala suasana (iklan sekali bahasanya). (4:48)

05. Black (Ten/Rearviewmirror)
Mungkin "ballad" paling populer dari Pearl Jam...lagu tentang "being black" maybe, tentang patah hati. Manjur digunakan sebagai obat penawar hati yang tengah luka. Dikonsumsi dalam kamar yang gelap (black) dan me-nimpali dengan live version: "...we belong, together!". Tapi untuk pemula, cukup "I know someday you'll have a beautiful eyes, I know you'll be a star, in somebody else's sky, but why can't it be mine"-nya aja sebagai media. (5:39)

06. Release (Ten)
Slow temp, kunci D mengubah segalanya (kata Ridha "got.ID"). Petikan yang membawa kita ke angst-nya Eddie Vedder atas bokap-nya. Tapi tidak dianjurkan untuk terlalu menjiwai. Cukup sebagai liner bahwa kita punya sesuatu untuk ditunjukkan kepada ortu tercinta, ini lagu adalah formula sempurna. Oh, kecuali tentunya kalo ayah kamu ternyata Roy Marten yang meninggalkan kamu ketika kecil, dan ibumu untuk menikah dengan Ully Artha. Dan ibumu adalah Deasy Ratnasari yang dimake-up tua (secara tidak meyakinkan), dan selalu batuk. (4:31)

07. Indifference (Vs)
Mungkin paling soul di antara katalog Pearl Jam. Untuk versi awal, boleh didengerin versi studio-nya yang sangat emosional dan sentimentil. Slow juga, tetapi powerful di: "I will scream my lungs out, until it fills this room". Soul-nya sangat masuk. Dan bagi Anda sekalian yang mengapresiasi musik soul seperti James Brown, Pearl Jam has their kind of shamanic, especially Ed Vedder. R. Kelly, he's a fuckin corporate. Glenn Fredly...blah..blah! Even Ben Harper showed his admiration over this song. (4:49)

08. Nothingman (Vitalogy/Rearviewmirror)
Sama seperti Black, bagi cowok-cowok yang menyesal telah berpisah dengan cewek-nya (terutama yang "diputus"), jangan dengerin lagu ini kecuali kamu pengen tambah menyayat hatinya. Atau bagi cewek yang abis putus sama cowoknya (dianjurkan untuk dalam posisi "memutus"), dengerin lagu ini buat pemantap hati. Salah satu ballad ter-keren juga. (4:34)

09. Off He Goes (No Code/Rearviewmirror)
Folk-ballad paling easy listening. Dan bagi yang bisa mengiringi dengan gitar, memainkan lagu ini adalah terapi bagi jiwa yang resah (yaila!). Nope, I'm just kidding, it's just fit in our ear. And fit in pop-listener too. (6:00)

10. Around the Bend (No Code)
Lullaby yang paling "touchee" dari lagunya Pearl Jam. Tentang arti orang yang paling kita kasihi dalam hidup kita. Bisa diceritakan atau dinyanyikan kepada anak-anaknya, istrinya dan sebagainya sebagai pengiring tidur. (5:32)

11. Light Years (Binaural/Rearviewmirror)
Ah, distance. Apa yang menyebabkan jarak itu relatif? Einstein mungkin berkata, kecepatan dan waktu yang membuat jarak relatif. Tapi Vedder berpendapat bahwa "presence" lah penanda relativitas jarak. Do you? (5:10)



12. Man of the Hour (OST Big Fish/Rearviewmirror)
Bagi yang udah nonton film-nya dan tersentuh sama polah Ewan McGregor dan anak-nya, resapi lagu ini. Tune-nya sangat pas sebagai ending film karya Tim Burton tersebut. (3:45)

13. Long Road - with Ali Khan (ext. version from OST Dead Man Walking)
Tabla dari Nusrat sangat membuat lagu ini begitu emosional. Pas sekali sebagai medley dari 'Dead Man Walking"-nya Bruce Springsteen di film-nya Tim Robbins tersebut. Setelah ending, suara Vedder bisa menjebol bendungan air mata yang udah ngumpul di kelopak sepanjang film. Try it! Just listen directly from the movie. (umm..ten minutes maybe, or more?)

14. I Am Mine (Riot Act/Rearviewmirror)
At last, sebagai pengakhir ada komposisi paling pop secara musikal dari Pearl Jam. Singel terakhir yang mendunia (meski reputasinya tak sehebat "Daughter" atau "Jeremy") tetapi lagu ini membuktikan diri mampu masuk ke chart pop music. Temanya tentang importance of being safe (and selfish-ly safe). (3:36)

Next: Pearl Jam for Intermediate

No comments: